Sebagai negeri kepulauan terbesar di dunia, Indonesia dianugerahi kekayaan alam tropis yang luar biasa, salah satunya adalah keberlimpahan tanaman kelapa (Cocos nucifera L.). Dari Sabang hingga Merauke, kelapa tumbuh subur di hampir setiap pulau, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat pesisir dan pedalaman. Pohon yang sering dijuluki sebagai Tree of Life atau Pohon Kehidupan ini bukan sekadar simbol tropis, melainkan sumber ekonomi, budaya, dan kuliner yang berharga. Hampir seluruh bagiannya bermanfaat—dari akar yang dapat dijadikan obat tradisional, batang untuk bahan bangunan, daun untuk anyaman dan hiasan upacara, hingga buahnya yang menghasilkan air segar dan minyak bernilai tinggi.
Namun, di balik bentuknya yang tampak serupa, kelapa di Indonesia ternyata memiliki keragaman jenis yang luar biasa. Setiap varietas menampilkan karakter unik—mulai dari tinggi pohon, warna buah, aroma air kelapa, hingga tekstur dagingnya—yang dipengaruhi oleh kondisi geografis, iklim, dan cara budidaya setempat. Beberapa jenis seperti Kelapa Dalam dan Kelapa Genjah menjadi tulang punggung industri minyak dan kelapa muda, sementara yang lebih langka seperti Kelapa Kopyor atau Kelapa Pandan Wangi menjadi primadona kuliner bernilai tinggi.
Keragaman ini menunjukkan betapa kelapa bukan sekadar tanaman tropis biasa, melainkan bagian penting dari identitas agraris Indonesia. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri 10 jenis kelapa yang tumbuh di Indonesia beserta ciri-cirinya, mengenal keunikan masing-masing varietas, serta memahami bagaimana setiap jenis berkontribusi pada kehidupan dan ekonomi masyarakat Nusantara.
10 Jenis Kelapa yang Tumbuh di Indonesia dan Ciri-Cirinya

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam 10 jenis kelapa yang tumbuh di Indonesia beserta ciri-cirinya, termasuk keunikan, daerah asal, dan manfaatnya.
1. Kelapa Dalam
Kelapa Dalam adalah jenis kelapa yang paling umum ditemukan di Indonesia dan merupakan varietas asli yang sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat pesisir. Pohon ini tumbuh tinggi, bisa mencapai 20 hingga 30 meter, dengan batang yang kokoh dan akar yang kuat.
Ciri-Ciri
- Tinggi pohon: 20–30 meter
- Umur berbuah pertama: 6–8 tahun setelah tanam
- Ukuran buah: Besar, dengan berat mencapai 1,5–2,5 kg per butir
- Daging buah: Tebal dan keras, cocok untuk pembuatan kopra dan minyak kelapa
- Produktivitas: Sekitar 80–100 butir per pohon per tahun
Kegunaan
Kelapa Dalam sangat populer untuk produksi kopra (daging kelapa kering) yang kemudian diolah menjadi minyak kelapa. Selain itu, air kelapanya digunakan untuk minuman tradisional, sedangkan sabut dan tempurungnya diolah menjadi bahan kerajinan dan arang aktif.
Jenis ini banyak ditemukan di daerah pesisir seperti Sulawesi, Maluku, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur.

2. Kelapa Genjah
Kelapa Genjah adalah kebalikan dari Kelapa Dalam. Jenis ini dikenal karena masa berbuahnya yang cepat, yaitu hanya sekitar 3 hingga 4 tahun setelah tanam. Ukurannya lebih pendek dan sering ditanam di pekarangan rumah atau kebun kecil.
Ciri-Ciri
- Tinggi pohon: 3–7 meter
- Umur berbuah pertama: 3–4 tahun
- Ukuran buah: Sedang hingga kecil
- Daging buah: Agak tipis namun manis
- Air kelapa: Banyak dan rasanya segar
Kegunaan
Jenis kelapa ini lebih banyak digunakan untuk konsumsi air kelapa muda, karena rasanya manis dan menyegarkan. Selain itu, karena batangnya pendek, panennya juga mudah. Kelapa Genjah sangat cocok untuk budidaya intensif atau perkebunan kecil dengan kebutuhan cepat panen.
Beberapa varietas populer dari jenis ini antara lain:
- Genjah Kuning Bali
- Genjah Entog (Cirebon)
- Genjah Salak (Purworejo)
- Genjah Raja (Jawa Barat)
Baca juga: 7 Cara Memilih Minyak Kelapa Berkualitas Tinggi untuk Masak dan Kesehatan
3. Kelapa Hibrida
Kelapa Hibrida merupakan hasil persilangan antara Kelapa Dalam dan Kelapa Genjah yang dilakukan untuk mendapatkan kombinasi keunggulan dari keduanya. Jenis ini relatif baru dan banyak dikembangkan oleh lembaga penelitian pertanian.
Ciri-Ciri
- Tinggi pohon: 8–15 meter
- Umur berbuah pertama: 3–5 tahun
- Produktivitas: Sangat tinggi, bisa mencapai 120–150 butir per pohon per tahun
- Ukuran buah: Sedang dengan daging tebal dan air cukup banyak
- Warna buah: Bervariasi tergantung indukan (kuning, hijau, atau merah kecoklatan)
Kegunaan
Kelapa Hibrida menjadi pilihan utama dalam perkebunan modern karena hasil panen tinggi dan kualitas buahnya serbaguna. Bisa digunakan untuk air kelapa muda maupun kopra. Selain itu, daya tahan terhadap penyakit juga lebih baik dibandingkan jenis lokal.
Beberapa varietas unggulan adalah Hibrida PB121, PB123, dan Sri Lanka Hybrid.
4. Kelapa Kopyor
Kelapa Kopyor adalah kelapa yang mengalami mutasi genetik alami, menghasilkan daging buah yang tidak menempel pada tempurung dan memiliki tekstur lembut serta rasa gurih. Jenis ini sangat unik dan bernilai jual tinggi.
Ciri-Ciri
- Tinggi pohon: 10–15 meter
- Umur berbuah pertama: 5–6 tahun
- Ciri khas buah: Daging buah terlepas dari tempurung, tekstur lembek seperti krim
- Rasa: Manis dan gurih
- Air kelapa: Sedikit dibanding kelapa biasa
Kegunaan
Kelapa Kopyor tidak cocok untuk kopra karena dagingnya rapuh, namun sangat populer sebagai bahan makanan dan minuman premium, seperti es kopyor, kue, dan minuman kaleng. Harga kelapa kopyor bisa tiga hingga lima kali lipat lebih mahal dari kelapa biasa.
Jenis ini banyak dibudidayakan di Purworejo, Pati, dan Magelang (Jawa Tengah), serta Pamekasan (Madura).
5. Kelapa Pandan Wangi
Jenis kelapa yang satu ini berasal dari Thailand, tetapi telah berhasil dikembangkan di beberapa wilayah Indonesia seperti Sumatera dan Kalimantan. Ciri khasnya terletak pada aroma air kelapa yang harum seperti daun pandan, sehingga disebut Pandan Wangi.
Ciri-Ciri
- Tinggi pohon: 5–10 meter
- Umur berbuah pertama: 3–4 tahun
- Warna buah: Hijau muda atau kekuningan
- Rasa dan aroma: Airnya manis dan beraroma wangi alami
- Daging buah: Tipis, lembut, dan mudah disendok
Kegunaan
Air kelapa Pandan Wangi banyak digunakan dalam industri minuman kemasan dan kuliner modern karena cita rasa dan aromanya yang khas. Jenis ini sering menjadi pilihan utama untuk kelapa muda konsumsi langsung, terutama di restoran dan hotel.
6. Kelapa Hijau
Kelapa Hijau sering dianggap sebagai kelapa obat, karena air dan dagingnya dipercaya memiliki khasiat untuk kesehatan. Jenis ini banyak ditemukan di daerah Jawa, Bali, dan Sulawesi.
Ciri-Ciri
- Tinggi pohon: 10–20 meter
- Warna buah: Hijau tua, kadang dengan corak keunguan
- Air kelapa: Banyak, jernih, dan segar
- Rasa: Manis dengan sedikit rasa khas alami
- Daging buah: Lembut pada usia muda, tebal saat tua
Kegunaan
Air kelapa hijau dipercaya dapat menetralisir racun, mengatasi dehidrasi, dan membantu fungsi ginjal. Karena itu, kelapa hijau sering digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional. Selain itu, jenis ini juga digunakan untuk upacara adat dan keagamaan, terutama di Bali dan Jawa.

7. Kelapa Merah (Kelapa Renon)
Kelapa Merah atau dikenal juga dengan nama Kelapa Renon Bali adalah salah satu jenis kelapa khas Indonesia yang memiliki kulit buah berwarna merah jingga yang mencolok. Jenis ini banyak ditemukan di Pulau Bali dan digunakan untuk kebutuhan adat.
Ciri-Ciri
- Tinggi pohon: 8–15 meter
- Warna buah: Merah kejinggaan
- Daging buah: Tebal, sedikit keras
- Air kelapa: Sedikit, namun memiliki rasa khas
- Umur berbuah pertama: 5–6 tahun
Kegunaan
Selain digunakan untuk ritual keagamaan dan adat di Bali, kelapa merah juga dijadikan simbol kesucian dalam berbagai upacara Hindu. Dari segi ekonomi, kelapa merah memiliki nilai estetika tinggi dan sering dijadikan bibit koleksi karena warnanya yang unik.
8. Kelapa Sawarna
Kelapa Sawarna merupakan varietas unggul dari Banten, terutama daerah Lebak dan Pandeglang. Jenis ini dikembangkan untuk menghasilkan produktivitas tinggi dan tahan terhadap penyakit layu serta kumbang kelapa.
Ciri-Ciri
- Tinggi pohon: 12–20 meter
- Umur berbuah pertama: 5 tahun
- Ukuran buah: Sedang, bulat lonjong
- Daging buah: Tebal dan kering
- Produktivitas: 100–120 butir per tahun
Kegunaan
Kelapa Sawarna lebih banyak digunakan untuk kopra dan minyak kelapa karena kandungan minyaknya yang tinggi. Selain itu, batangnya juga kuat dan bisa digunakan untuk bahan bangunan. Jenis ini sering dijadikan bibit unggulan oleh petani karena daya tahannya yang baik.
9. Kelapa Gading
Kelapa Gading dikenal karena keindahan warna buahnya yang kuning keemasan dan sering dijadikan tanaman hias. Namun selain itu, airnya juga sangat manis dan segar, menjadikannya populer sebagai kelapa muda konsumsi.
Ciri-Ciri
- Tinggi pohon: 6–12 meter
- Warna buah: Kuning emas atau oranye
- Air kelapa: Banyak, jernih, dan manis
- Daging buah: Tipis dan lembut
- Umur berbuah pertama: 3–4 tahun
Kegunaan
Kelapa Gading banyak digunakan untuk hiasan taman, hotel, dan resor tropis, karena tampilan pohonnya yang indah. Namun, dari segi ekonomi, jenis ini juga bernilai tinggi dalam pasar kelapa muda segar, terutama di daerah wisata seperti Bali, Lombok, dan Yogyakarta.
10. Kelapa Dwarf (Miniature Coconut / Kelapa Mini)
Kelapa Dwarf atau Kelapa Mini merupakan jenis yang tumbuh sangat pendek dan banyak dibudidayakan untuk tujuan ornamental atau dekoratif. Namun, sebagian varietasnya juga menghasilkan buah yang bisa dikonsumsi.
Ciri-Ciri
- Tinggi pohon: 1,5–4 meter
- Umur berbuah pertama: 2,5–3 tahun
- Ukuran buah: Kecil hingga sedang
- Warna buah: Variatif (kuning, hijau, merah muda)
- Akar dan batang: Pendek tapi kuat
Kegunaan
Kelapa Mini sering ditanam di taman, pantai, atau area wisata sebagai tanaman hias tropis. Buahnya yang kecil dan indah juga bisa dijual sebagai kelapa muda premium. Beberapa jenis kelapa mini yang terkenal antara lain:
- Dwarf Yellow Coconut
- Dwarf Green Coconut
- Dwarf Red Malaysian
Baca juga: 7 Jenis Minyak Kelapa yang Cocok untuk Industri Pangan
Perbandingan Umum 10 Jenis Kelapa di Indonesia
| Jenis Kelapa | Tinggi Pohon | Umur Berbuah | Ciri Khas | Kegunaan Utama |
| Kelapa Dalam | 20–30 m | 6–8 tahun | Besar, daging tebal | Kopra, minyak kelapa |
| Kelapa Genjah | 3–7 m | 3–4 tahun | Pendek, cepat berbuah | Kelapa muda konsumsi |
| Kelapa Hibrida | 8–15 m | 3–5 tahun | Hasil tinggi | Industri dan konsumsi |
| Kelapa Kopyor | 10–15 m | 5–6 tahun | Daging tidak menempel | Kuliner premium |
| Kelapa Pandan Wangi | 5–10 m | 3–4 tahun | Aroma pandan | Minuman segar |
| Kelapa Hijau | 10–20 m | 5–6 tahun | Air berkhasiat | Pengobatan tradisional |
| Kelapa Merah | 8–15 m | 5–6 tahun | Warna merah jingga | Ritual adat |
| Kelapa Sawarna | 12–20 m | 5 tahun | Daging kering | Kopra unggul |
| Kelapa Gading | 6–12 m | 3–4 tahun | Warna kuning emas | Hiasan dan konsumsi |
| Kelapa Mini (Dwarf) | 1,5–4 m | 2–3 tahun | Kecil dan cantik | Tanaman hias |
Penutup
Keberagaman jenis kelapa di Indonesia tidak hanya menunjukkan kekayaan hayati tropis, tetapi juga menggambarkan adaptasi tanaman ini terhadap kondisi geografis dan budaya lokal. Dari kelapa tinggi penghasil kopra di pesisir timur hingga kelapa mini untuk hiasan taman di kawasan wisata, setiap jenis memiliki nilai ekonomi dan sosial tersendiri.
Penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk melestarikan dan mengembangkan varietas kelapa lokal agar tidak punah akibat persaingan global dan perubahan iklim. Dengan pengelolaan yang tepat—melalui penelitian, pembibitan unggul, dan pengolahan hasil yang inovatif—Indonesia dapat terus menjadi salah satu produsen kelapa terbesar dan terbaik di dunia.

